Tag: Desa Adat Bungaya

Syarat menari rejang di Desa Adat Bungaya tidak atau belum menikah, begitu menikah otomatis berhenti menjalankan kewajiban ngayah menari rejang.

AMLAPURA, NusaBali - 74 penari rejang mengiringi prosesi Mamendak Ida Bhatara Turun Kabeh pada puncak Usaba Sumbu di Pura Bale Agung dan Pura Puseh, Banjar Desa, Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Upacara ini digelar pada Buda Umanis Kulantir, Rabu (14/6).

AMLAPURA, NusaBali
Usaba Mumu atau Usaba Memedi kembali digelar di Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem.

Setelah serah terima jabatan, De Kubayan Nyoman berganti nama jadi De Kubayan Wayan dan mengenakan kain merah, De Kubayan Wayan sebelumnya ganti nama menjadi De Salah Bau.

Penari berasal dari krama deha (wanita muda belum menikah), mereka menari sambil berkeliling sebanyak 9 kali putaran ke arah kiri diiringi tabuh gambang.

AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem menggelar upacara mapepada wewalungan Karya Caru Balik Sumpah di Pura Bale Agung, Banjar Desa, Desa Adat Bungaya pada Wraspati Umanis Sinta, Kamis (31/3).

AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem menggelar upacara mamineh empehan jelang Karya Ngenteg Linggih lan Nubung Daging di Pasucian Pura Bale Agung, Desa Adat Bungaya bertepataan Tilem Kawulu, Anggara Pon Menail, Selasa (1/2).

AMLAPURA, NusaBali
Di Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem, terdapat tradisi kepemiminan bernama  De Kubayan Wayan (pemimpin tertinggi), khusus di desa adat setempat. Namun di desa adat ini juga ada kepemimpinan desa adat dikepalai bendesa adat, seperti desa adat umumnya di Bali.

AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem persiapkan Karya Nubung Daging lan Ngenteg Linggih, serta Caru Balik Sumpah di Pura Puseh Desa Adat Bungaya. Karya ini digelar 20 tahun sekali.

AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem mulai persiapkan upacara pesaluk, yang merupakan ritual ngadegang (menobatkan) De Kubayan Wayan selaku pemimpin tertinggi desa adat.

Tari Memanah dimainkan 6 teruna sebanjar yang mengenakan kamben dan gelung di kepala, namun tanpa pakaian atasan. Semua penari membawa senjata panah lengkap dengan busurnya